A. Tipe/jenis evaluasi
1.Evaluasi Sumatif dan
Formatif
Evaluasi sumatif dilaksanakan pada saat sela-sela program yang
sedang berlangsung dengan tujuan untuk menyempurnakan program.Contoh : tes
mingguan dan bulanan
Evaluasi Formatif
dilaksanakan pada akhir program.Contoh : Buku rapor
2.Evaluasi Hasil dan
proses
Evaluasi Hasil bila yang diutamakan mengenai gambaran pencapaian
tujuan,sedangkan evaluasi proses bila yang diutamakan pada prosesnya
3.Evaluasi
Acuan Norma dan Acuan Patokan
Evaluasi Acuan Norma bila yang digunakan sebagai kriteria
penilaian adalah norma kelompok.Evaluasi ini memberikan peluang kepada siswa
untuk meraih sukses,namun sebaliknya dapat menimbulkan dampak negatif karena
siswa dipersaingkan satu sama lain dalam kelompoknya.
Evaluasi acuan patokan menggunakan patokan formal sebagai
ukuranya.Evaluasi ini unggul dalam hal pemaparan penguasaan tuntas
sedangkan kelemahanya yakni pada patokan yang digunakan dan hal itu
tergantung pada pertimbangan guru yang bersangkutan.
4.Evaluasi
Kuantitatif-kompetitif dan Deskriptif-kuantitatif
Istilah kuantitatif-kompetitif diangkat dari praktik yang
memanfaatkan skor kuantitatif sebagai alat untuk membandingkan status seorang
siswa dengan siswa lainya
Istilah
Evaluasi deskriptif-kuantitaif menitikberatkan pada pengumpulan data dan
pelaporan hasilnya dalam bentuk pemaparan keadaaan perilaku dan pemaparan
itu melukiskan profil sisaw secara perorangan.
B. Tipe
Evaluasi menurut Dane
(Wibawa, 1994) menyebutkan ada 6 tipe evaluasi yaitu:
1. Evaluasi Sumatif
Penilaian dampak dari suatu program,
disebut juga dengan evaluasi dampak (out come evaluation). Tipe evaluasi
sumatif dilaksanakan pada saat sela-sela program yang sedang berlangsung dengan
tujuan untuk menyempurnakan program. Contoh : tes mingguan dan bulanan.
2. Evaluasi
FormatiF
Penilaian terhadap proses dari
program, disebut pula evaluasi proses. Evaluasi Formatif dilaksanakan pada
akhir program. Contoh : Buku rapor.
3. Evaluasi Acuan Norma
Evaluasi Acuan Norma bila yang
digunakan sebagai kriteria penilaian adalah norma kelompok. Evaluasi ini
memberikan peluang kepada siswa untuk meraih sukses, namun sebaliknya dapat
menimbulkan dampak negatif karena siswa dipersaingkan satu sama lain dalam
kelompoknya.
4. Evaluasi Acuan Patokan
Evaluasi acuan patokan menggunakan
patokan formal sebagai ukuranya. Evaluasi ini unggul dalam hal pemaparan
penguasaan tuntas sedangkan kelemahanya yakni pada patokan yang digunakan
dan hal itu tergantung pada pertimbangan guru yang bersangkutan.
5. Evaluasi Kuantitatif-Kompetitif
Istilah kuantitatif-kompetitif
diangkat dari praktik yang memanfaatkan skor kuantitatif sebagai alat untuk
membandingkan status seorang siswa dengan siswa lainya.
6. Evaluasi Deskriptif-Kuantitatif
Istilah Evaluasi
deskriptif-kuantitaif menitikberatkan pada pengumpulan data dan pelaporan
hasilnya dalam bentuk pemaparan keadaaan perilaku dan pemaparan itu
melukiskan profil peserta didik secara perorangan.
Anderson
dalam Winarno (2008:227) membagi evaluasi program ke dalam tiga tipe.
Masing-masing tipe evaluasi yang diperkenalkan ini didasarkan pada pemahaman
para evaluator terhadap evaluasi. Tipe pertama, evaluasi program dipahami sebagai kegiatan fungsional. Tipe
kedua, merupakan tipe evaluasi yang memfokuskan diri pada bekerjanya
program atau program tertentu. Tipe ketiga adalah tipe evaluasi
sistematis.
C. Tipe
Evaluasi :
1. Pre-program
evaluation (Evaluasi dapat
dilakukan pada saat sebelum program berjalan). "Pre
program evaluation" dijalankan sebelum program diimplementasikan. Biasanya
untuk (1) mengukur tingkat kebutuhan dan potensi pengembangan dari target atau
daerah tujuan, (2) mengetest hipotesis program atau menentukan kemungkinan
keberhasilan dari rencana program atau proyek (PBB, 1978: 9 dalam Inayatullah
1980: 58).
2. On-going
evaluation (Evaluasi dapat
dilakukan pada saat program berjalan).
“On-going
evaluation didefinisikan oleh
Bank Dunia sebagai "sebuah analisa, yang berorientasi pada aksi, tentang
efek dan akibat dari proyek dibandingkan dengan antisipasi yang diambil selama
pengimplementasian" (Carnea and Tepping, 1977: 12 dalam Inayatullah 1980:
58). PBB mendefinisikan sebagai berikut:
"On-going
atau concurrent evaluation dijalankan
selama pengimplementasian program. Menganalisa hubungan antara output dan efek
atau kemungkinan yang mungkin timbul. (PBB, 1978: 8–9 dalam Inayatullah 1980:
58).
a. Fungsi
dari on-going evaluation menurut Bank Dunia adalah sebagai
berikut:
1. Memberikan
solusi dari masalah yang timbul selama program dijalankan
2. Mengecek
apakah target sasaran program benar-benar mendapat keuntungan dari program.
3. Membantu
manajemen program untuk berdaptasi terhadap "segala perubahan (tujuan dan
kondisi-kondisi)" dan perubahan dari kebijakan yang berhubungan dengan
tujuan, penataan-penataan institusi dan perubahan sumber-sumber yang memiliki
dampak pada proyek selama pengimplementasian.
3. Ex-post
evaluation (Evaluasi dapat
dilakukan setelah program selesai).
PBB
mendefinisikan ex-post
evaluation sebagai proses
yang "diambil setelah pengimplementasian program, memeriksa effek dan
akibat dari program, dan juga ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang :
(PBB, 1978: 9 dalam Inayatullah 1980: 58).
a.
Keefektifan program dalam meraih
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
b.
Kontribusinya terhadap target-target
perencanaan dan pengembangan sektoral ataupun nasional.
c.
Akibat jangka panjang sebagai hasil
dari proyek.
Bank
Dunia mendefinisikan ex-post evaluation sebagai sebuah usaha "untuk
mereview (mengkaji ulang) secara komprehensif pengalaman dan akibat atau effek
dari program sebagai sebuah basis untuk desain proyek dan formulasi kebijakan
di masa depan." (Carnea dan Tepping, 1977: 12 dalam Inayatullah 1980: 59). The ex-post secara definisi adalah sebuah
aktivitas yang diambil setelah penyelesaian proyek atau program.
A.
Aspek
Evaluasi
Aspek Kognitif (Kemampuan) Kemampuan
calon peserta didik yang akan mengikuti program pendidikan sebagai taruna
Akademi Angkatan Laut tentu harus dibedakan dengan kemampuan calon peserta
didik yang akan mengikuti program pendidikan pada sebuah perguruan tinggi agama
islam. Adapun alat yang biasa digunakan dalam rangka mengevaluasi kemampuan
peserta didik itu adalah tes kemampuan (aptitude tes)
B. Aspek Psikomotor (Kepribadian)
Kepribadian adalah sesuatu yang terdapat pada diri seseorang, yang
menampakkan bentuknya dari tingkah lakunya. Sebalum mengikuti program
pendidikan tertentu, para calon peserta didik perlu terlebih dahulu dievaluasi
kepribadiannya masing-masing, sebab baik burukya kepribadian mereka secara
psikologis akan dapat mempengaruhi keberhasilan mereka dalam mengikuti program
tertentu. Evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui atau mengungkap kepribadian
seseoarng adalah dengan jalan menggunakan tes kepribadian (personality test)
C. Aspek Afektif(Sikap) Sikap, pada dasarnya adalah merupakan
bagian dari tingkah laku manusia, sebagai gejala atau gambaran kepribadian yang
memencar keluar. Namun karena sikap ini merupakan sesuatu yang paling menonjol
dan sangat dibutuhkan dalam pergaulan, maka diperoleh informasi mengenai sikap
seseorang adalah penting sekali. Karena itu maka aspek sikap tersebut perlu
dinilai atau dievaluasi terlebih dahulu bagi para calon peserta didik sebelum
mengikuti program pendidikan tertentu.
Subjek dari evaluasi
pendidikan adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi dalam bidang
pendidikan. Berbicara tentang subjek evaluasi pendidikan disekolah, kiranya
perlu dikemukakan disini, bahwa mengenai siap yang disebut sebagai subjek
evaluasi pendidikan itu akan sangat bergantung pada , atau ditentukan oleh
suatu atuaran yang menetapkan pembegian tugas untuk melakukan evaluasi tersebut.
Jadi subjek evaluasi pendidikan itu dapat berbeda-beda orangnya.